Perlahan namun pasti. Proses ekskavasi tahap empat di Situs Kumitir, Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto mulai menampakkan gerbang Istana Bhre Wengker.
Tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mendapati dua pilar. Dua pilar itu merupakan pipi tangga gerbang istana yang menghadap ke barat. Hanya saja, mereka butuh waktu guna merekonstruksi bentuk gerbang istana itu hingga menyerupai aslinya. Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho menyatakan, penggalian pada hari ke sembilan ini mulai menunjukkan struktur pintu gerbang.
Pihaknya berhasil menampakkan adanya dua pilar besar pada sisi utara dan selatan titik ekskavasi. Keduanya terpisah jarak sekitar 12 meter. Masing-masing tersusun dari bata merah kuno sepanjang 177 sentimeter (cm), lebar 177 cm, dan tinggi yang sudah tampak 65 cm. ”Kami menemukan pola yang sama di sisi utara dan selatan. Di mana itu mengindikasikan sebuah pintu gerbang. Pilar-pilar ini kami duga sebagai pipi tangga,” ujar Wicaksono.
Meski begitu, pihaknya belum bisa bicara banyak terkait bentuk dan ukuran gapura tersebut secara gamblang. Sebab, sejumlah komponen struktur bangunan kini hanya tersisa sedikit. Diduga, sebelumnya situs bersejarah itu pernah dijarah dan tempat produksi batu bata alias linggan. Namun, dia memprediksi gerbang istana tersebut berukuran besar. Berkaca dari jarak dua pilar yang terpisah. ”Melihat dari jarak pilar, sebenarnya gapura ini ukurannya sudah besar. Indikasinya itu dilihat dari pipi tangga. Karena jarak antara pilarnya ini cukup jauh, kita berasumsi bahwa gerbangnya ini menjulang tinggi. Seperti gambaran yang ada di kitab Negarakertagama, itu cocok,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pipi tangga adalah hiasan atau batu ukiran sebagai penanda pangkal dari sebuah tangga yang jumlahnya satu pasang kanan dan kiri sebagai pembatas tangga. Wicaksono menerangkan, asumsi tersebut masih perlu dibuktikan dengan sejumlah tahapan lanjutan layaknya rekonstruksi. Artinya, temuan tersebut bakal melalui proses dan tahapan panjang. ”Tentu prosesnya ini cukup rumit dan butuh waktu untuk membuktikannya,” imbuhnya. Menurut dia, masih banyak peluang terkait bentuk dari gapura Istana Bhre Wengker itu. Dapat berbentuk paduraksa layaknya Candi Wringin Lawang di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan maupun garupa terbelah alias bentar.
”Kami sedang pelajari polanya. Kami terus mencari bukti-bukti apakah berbentuk bentar atau paduraksa,” terangnya.Ekskavasi tahap empat yang menelan anggaran Rp 800 juta dari Pemprov Jatim ini ditargetkan mampu menampakkan pintu gerbang Istana Bhre Wengker, paman Raja Majapahit Hayam Wuruk. Berada di sisi barat sektor A hingga D Situs Kumitir yang diproyeksikan rampung pada akhir bulan September.